Resusitasi Jantung Paru

Jumat, 14 Januari 2011

Teman temen sudahkah temen temen up date ilmu RJP Terbaru, kalau ga percaya coba liat artikel dibawah ini smoga aja menambah wawasan.


CPR / RJP-Resusitasi Jantung Paru

CPR (Cardio pulmonary Resucitation)/RJP (Resusitasi Jantung – Paru) adalah hal yang penting diketahui tenaga kesehatan, termasuk perawat dalam menyelamatan pasien kegawat daruratan di RS ataupun di luar RS. CPR/RJP merupakan tehnik dasar untuk safe and rescue jika terdapat korban yang mengalami henti jantung mendadak (cardiac arrest) atau henti napas (misalnya : near drowning). RJP dilakukan dengan 2 prinsip bantuan napas mulut ke mulut (mouth-to-mouth rescue breathing) dan kompresi jantung (chest compression), sampai pasien respon positif atau bantuan ambulance datang.Apa yang terjadi saat jantung berhenti berdenyut ??4 menit pertama jantung gagal memompakan darah terutama ke otak, maka akan mengalami kekurang suplai gula darah (utamanya) dan oksigen – otak mengalami iskemia. Lewat dari itu selama 10 menit akan menyebabkan kematian sel otak yang irreversible.(WAKTU KRITIS)
Apa yang mesti dilakukan saat menemukan korban henti jantung /serangan jantung mendadak ??




1. Lihat sekitar korban ada bahaya, singkirkan dan bawa korban ke tempat yang tenang

2. Periksa apakah korban atau pasien sadar : dengan panggil pasien misalnya : “Pak bangun pak ??? Baik-baik sajakah ??? sambil sentuh pundak/bahu pasien kalau dia tidak sadar. Kalau yakin pasien mengalami penurunan kesadaran, terus ke 3.

3. Minta bantuan teman atau telepon no darurat 118/112 (di Indonesia banyak banget), kalau Kuwait cukup 777 (pasti ambulance, polisi dan pemadam kebakaran akan datang kompak), atau di Negara lain Amerika Serikat misalnya 911.

Indonesia :
Nomor darurat telpon selular dan satelit : 112
Ambulans : 118 dan 119.
Badan Search and Rescue Nasional : 115.
Polisi 110
Posko bencana alam : 129.
Pemadam Kebakaran : 113 atau 1131.
Keracunan : (021) 4250767 atau (021) 4227875.
Pencegahan bunuh diri : (021)7256526, (021) 7257826, (021) 7221810.

Lantas kita Lakukan Prinsip ABC !!!!

A (Airway) – Jalan napas 
B (Breathing) – Napasnya 
C (Circulation) – Denyut nadi

Apa yang dilakukan di A – AIRWAY ???
Periksa jalan napas korban dengan cara :
Membuka mulut korban dengan 2 jari, lihat apakah ada benda asing, lidah yang drop atau darah. Kemudian taruh tangan penolong diatas jidat dan bawah dagu korban dan dongakkan kepalanya, hiperfleksi – (Head tilt chin lift), kalau kita curiga ada fraktur servikal maka pakai model jaw trust. Dan buka jalan napas

Selanjutnya B – BREATHING ???
Cek napas korban selama 10 detik dengan : Look – Feel – Listen (Letakkan pipi penolong di depan mulut korban, sambil rasakan dan lihat ke arah dada pasien apakah naik – turun (ekspansinya ada).
Kalau tidak ada napas – berikan mouth to mouth ventilation dengan cara tutup hidung korban dan berikan napas dua kali dengan jarak antaranya 5 detik, lakukan sampai terlihat rongga dada pasien ekspansi/naik. Ingat posisi pasien masih hiperfleksi (head till chin lift). Setelah itu kita periksa denyut nadi di arteri karotis sebelah kanan – kiri dekat jakun ( 2- 3 jari) selama 10 detik – rasakan.

Setelah itu C – CIRCULATION ???
Kalau ada denyut nadi, korban hanya henti napas maka lanjutkan Pulmonary Recusitation dengan berikan napas mulut ke mulut sampai 1 menit (berarti 12 kali), sampai napas OK (satu siklus).

Kalau denyut nadi tidak ada maka lakukan kompresi jantung (CPR-cardiac pulmonary resucitation) dengan letakkan ujung telapak tangan di kunci dengan telapak tangan yang lain di tulang dada (sternum) bisa sejajar/segaris antara putting payudara atau 3 jari diatas tulang muda di bawah sternum (prosessus xypoid), letakkan kedua bahu anda sejajar dan lakukan kompresi jantung.

Kompresi dilakukan dengan kedalaman 4 – 5 cm dengan 30 kompresi (dulu 15, yang terbaru 30 kompresi). Mau 1 atau 2 penolong semua 30 kompresi per siklus. Ini dilakukan selama 4 siklus (kurang lebih 1 menit menjadi 100 kompresi).

Di Inggris sendiri setelah 30 kompresi tidak dilakukan ventilasi (2 bantuan napas mulut – mulut), sedang di AS tetap , 30 kompresi : 2 Ventilasi.

Setelah 4 siklus tadi, cek kembali denyut nadi karotis sampai bantuan Ambulance datang, atau ada respon pasien, atau pasien terlihat mati biologis – tanda-tanda rigor mortis.

Kenapa meningkatkan Kompresi Dada menjadi 30 x persiklus ???
• Memberikan kesempatan jantung berdenyut lebih cepat, kalau terlalu banyak ventilasi ada fase silence
• Mengurangi ITP (Intra Thoracik Pressure) – Tekanan Dalam Rongga Dada karena ventilasi untuk mencegah regurgitasi /aspirasi
• Sebenarnya dengan mengkompresi jantung, secara tidak langsung memberikan ekspirasi napas

Kalau ada DC shock atau Automated External Defibrillator (AED), bisa diberikan kejut jantung sebanyak 200 joule, namun pada VF/VT. Sedangkan kalau henti jantung pukul saja rongga dada dengan model cardiac thumb. Yuno REd

-----------------------------------------------------------------------
Sumber
http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-cpr/FA00061
http://depts.washington.edu/learncpr/quickcpr.html
READ MORE - Resusitasi Jantung Paru

Baca Selengkapnya..